
SALATIGA, detakjateng.com – Tekad, kemauan serta belajar dari kesalahan kunci kesuksesan Thedurus Gary Natanael, S.I.Kom yang sering di panggil Theo, desainer muda yang besar di Salatiga. Karyanya kini bisa melenggang ke Negeri Paman Sam, Amerika hingga berbagai pelosok negara lainnya.
Memulai kisah perjalanan karirnya, khususnya dalam hal merancang busana karnaval, Theo mengaku memiliki sekelumit cerita dibalik kesuksesannya di dunia ‘fashion design’ hingga karyanya melenggang ke Negara Paman Sam, Amerika hingga berbagai pelosok negara. Tak tanggung-tanggung, dari tangan dinginnya juga ia dinobatkan sebagai desain muda dengan karya terbaiknya di event-event kesenian negara besar macam Miami, Florida hingga Amerika Serikat.
Theo merupakan pemuda lajang 33 tahun yang lahir di Kota Surakarta, 25 Desember 1987 dari pasangan Lukas Suroso dan Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih dan dibesarkan di kota dengan budaya dan adat ketimuran yang sangat kental. Sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Universitas Kristen Satya Wacana Kota Salatiga, Tahun 2006-2012 silam, Theo muda terbilang kaya imajinasi.
Dari kota kecil di kaki Gunung Merbabu ini juga, nama Theo perlahan tapi pasti dikenal karena karya-karya yang unik dan gemerlap. Karena kegemarannya mengikuti beraneka ragam organisasi, ia pun tertarik dan menjajal dunia ‘fashion design’.
Kala itu, Theo hanya sekedar diminta merancang busana karnaval yang ditonton untuk momen kampusnya. Tepatnya, 19 April 2009 di Salatiga.
“Mulanya cuma coba-coba mendesain busana karnaval untuk kegiatan kampus. Event pertama yang menampilkan desain saya saat ikut ‘Fashion on the street 2009’ acara kampus UKSW, masih pakai tampah dan barang-barang bekas untuk didaur ulang,” kata Theo, Kamis (10/9/2020).
Bermodal komunikasi yang dipelajari semasa pendidikan serta terbiasa berbicara dengan lugas dan tegas tetapi tetap menyenangkan, plus terbiasa bekerja dalam tim dan lebih menyenangi dunia quality control, Theo lambat laun semakin getol menggeluti dunia fashion design.
Sampai akhirnya, ia memegang tim quality design dengan sangat terperinci dan detail. Sebagai pribadi cepat menangkap sebuah hal baru dan pengetahuan baru, serta tak lupa didikan kedua orang tua sebagai guru dari sekolah ternama di Kota Solo, sang ayah tercatat bekerja di SMK N 2 Surakarta dan Ibunda mantan guru pendidikan taman kanak-kanak di TK PEMBINA Kota Surakarta, Theo dibekali cara-cara pendidikan disiplin yang kuat.
“Itu yang membuat saya semakin terarah dalam manajemen waktu dan manajemen diri untuk menjadi seorang pribadi yang sangat bertanggungjawab,” paparnya.
Diakui dari adik dari Agatha Claressia Eunike dan Kakak dari Zicolast Rosa Wisnanda, apa yang diraih Theo memang jauh dari basic keilmuan yang peroleh. Dengan kemampuannya mengandeng sejumlah pihak, Thoe mampu menyodorkan karya yang gemilang. Bersama tim yang dibentuk layak keluarga, perjalanan karirnya banyak menuai jalan yang terjal dan berliku.
Tak sedikit kritik, caci maki diterima Theo dan timnya. Tuhan tidak menutup mata atas usaha umatnya untuk bekerja keras. Piagam penghargaan pun ganjaran dari ketekunannya. Salah satunya, pengakuan dari pemerintah RI dalam upaya pengembangan pariwisata di tanah air.
Di antaranya, Piagam Penghargaan dari Walikota Kediri dalam rangka Kediri Fashion Parade 2010, Piagam Penghargaan Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity tahun 2010, Piagam Penghargaan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dalam acara Solo Batik Carnival tahun 2010.
Ada juga Piagam Penghargaan sebagai Youth, Women, and Netizen Brand Ambassador Creative Tourism dari the Marketers dan Badan Promosi Pariwisata Republik Indonesia tahun 2012. Theo juga meraih penghargaan sebagai Youth, Women, and Netizen Brand Ambassador Creative Tourism dari the Marketers dan Badan Promosi Pariwisata Republik Indonesia tahun 2012.
Selain itu, ia juga memperoleh Piagam Penghargaan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Konseptor, Instruktur, Model, dan Fasilitator Workshop Seni Fantasi pada 23 – 25 Mei 2012 di Taman Budaya Provinsi Lampung, Certificate of Appreciation as National Costume Official Sponsor for Mister Global Indonesia 2014 ( Thailand ).
Kemudian ia juga mendapatlkan Certificate of Arknowledement as Member of Panel Judges of The 2014 Mister Photogenic Indonesia Pageants di Denpasar – Bali pada 6 Desember 2014 dan Certificate of Appreciation as National Costume Official Sponsor Manhunt Indonesia for Miss Tourism and Culture Universe 2018 ( Myanmar ), Mister Tourism and Culture Universe 2018 ( Myanmar ), Mister Model International 2018 ( Miami – Florida – USA ), Mister National Universe 2018 ( Philipines ), Miss Landscape International 2018 (Guangzhouw -China)dan Certificate of Appreciation as National Costume Official Sponsor Mister International 2018 for L-Men by PT. Nutrifood Tbk. pada 2018.
“Saya pernah beberapa kali sebagai Fasilitator Fashion Design, panitia Grand Final Mister Teen, Event Director serta terlibat langsung dalam Salatiga Carnival Center 2014 “IMPECT” di Kota Salatiga pada 20 – 22 Agustus 2014,” sebutnya.
Serta masih banyak lagi, beragam penghargaan dari berbagai momen bbaik Regional, Nasional hingga Internasional. Salah satunya, prestasi paling moncer diraih Theo adalah Best National Costume di Miami – Florida – USA 2018.
Yang patut diapresiasi , Theo menyisipkan beragam keelokan Nusantara dalam setiap desainnya Kekayaan Indonesia menjadi inspirasi dan mengangkat serta mengembangkan busana tradisional ke setiap rancangannya. Dari semua perjalanan karir mendesain, kota pertama kali ia dikenal sebagai desainer spesial karnaval yakni Salatiga.
“Di Salatiga itu unik, kalau mau event urusan dengan pemerintah dan kepolisian dipersulit dan bayarnya semakin gak masuk akal. Plus izin baru keluar satu hari sebelum acara. Sebagai penyelenggara kita kadang seperti dibuat was-was terus,” imbuhnya.
Namun, bukan berarti Theo tipe manusia kacang lupa akan kulitnya. Nama Salatiga akan tetap melekat di hatinya. Tak tanggung-tanggung, kemana pun ia berprestasi Kota Salatiga tak pernah luput ia kenalkan hingga ke kancah internasional. (Cattleya/TR).