Olahraga

Dukung Kemajuan Olahraga Paralayang, 40 Pemandu Digembleng Pelatihan

WONOSOBO detakjateng- Olahraga minat khusus atau sport tourism paralayang semakin mendapatkan tempat di Wonosobo. Didukung kontur geografis Wonosobo yang sangat kondusif, paralayang diproyeksikan mampu menarik atensi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Sebagai komitmen mendukung kemajuan paralayang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan Federasi Aerosport Wonosobo telah menyelenggarakan pelatihan untuk 40 pemandu paralayang di Ballroom Dafam Hotel, sejak Sabtu-Senin (7-9/11/2020).

Kepala Bidang Destinasi dan Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Edi Santoso mengungkapkan, melalui pelatihan tersebut, diharapkan para peserta akan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menguasai teknik-teknik penerbangan paralayang sesuai standard nasional maupun internasional.

Pihaknya berharap agar dari pelatihan tersebut, akan lahir pula bibit atlet potensia Cabang Olahraga Paralayang yang akan mengharumkan nama Wonosobo di kancah Nasional maupun Internasional. Harapan itu selaras dengan pesan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo.

Dia meminta agar para peserta memanfaatkan materi-materi yang diberikan para instruktur untuk mengupgrade pengetahuan mereka. “Seiring dengan semakin berkembangnya Olahraga minat khusus, termasuk paralayang ini, kita akan berupaya agar Wonosobo menjadi bagian penting dari even-even berkelas Nasional sampai Internasional sehingga tentu dibutuhkan pula para pemandu dengan keterampilan yang semakin baik lagi,” tutur Andang.

Pihaknya berharap para pemandu juga turut membantu promosi spot-spot paralayang terbaik di Wonosobo seperti di Bukit Kekeb, Desa Lengkong, Kecamatan Garung kepada para penggemar sport tourism di kancah lokal maupun nasional. “Promosikan tapi utamakan pula kejujuran agar nantinya tidak sampai memunculkan  kekecewaan apabila ternyata yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan,” lanjutnya.

Pihak pemerintah desa maupun kecamatan pun mesti memberikan dukungan sebaik mungkin termasuk dalam upaya penyediaan fasilitas pendukung seperti akomodasi penginapan dan potensi kulinernya. Berkaca pada pengalaman even nasional yang pernah diselenggarakan, Andang menyoroti adanya penjual makanan yang menaikkan harga di luar kewajaran sehingga menimbulkan protes dari para tamu.

“Jangan sampai terulang ada tempe kemul dijual dengan harga Rp 5.000 atau bakso dijual dengan harga Rp 40.000 sehingga tamu-tamu tidak lagi ingin kembali ke Wonosobo,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua KONI Wonosobo, Khozin juga menyebut paralayang akan mampu menjadi salah satu destinasi Pariwisata minat khusus, yang diharapkan turut menjadi pengungkit bagi taraf perekonomian warga masyarakat di sekitar lokasi.

“Karena potensinya memang besar dan terbukti even yang telah terselenggara pada Tahun 2019 lalu pun sukses dan dapat menghadirkan banyak peserta dari dalam maupun luar negeri,” ungkapnya. Dengan semakin meningkatnya pemahaman dan pengetahuan para pemandu, kelak setiap tamu yang berkunjung diyakini akan mendapatkan pelayanan dan pengalaman terbaik. (Muhammad Abdul Rohman-Tie)

Lainnya

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − 3 =

Back to top button