Wisata Dan Kuliner

Petik Jambu Kristal, Alternatif Wisata Saat Pandemi

PURWOREJO, detakjateng-Wabah virus corona yang terjadi sejak Maret tahun 2020 membawa dampak sangat signifikan bagi perekonomian. Terutama bagi pelaku usaha yang membuka warung di rest area milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Munggangsari, Kecamatan Grabag.

Omset mereka benar-benar turun karena berbagai aturan ketat untuk mencegah penyebaran covid-19. “Pada tiga bulan pertama pandemi covid-19, pendapatan para pedagang benar-benar drop. Dari yang biasanya perhari bisa mendapat Rp1,5 juta saat itu hanya bisa memperoleh Rp100 ribu perhari,” kata Kepala Desa Munggangsari, Pujianto.

Salah satu pedagang, Saring menjelaskan bahwa, usaha warungnya di rest area benar-benar bangkrut sejak Bupati Purworejo, Agus Bastian mengumumkan tanggap darirat bencana pandemi covid-19 awal tahun 2020 lalu. Kini ia terpaksa menutup usahanya dan beralih menekuni usaha kebun jambu kristal yang memang sangat terkenal di wilayah barat daya Kabupaten Purworejo itu.

“Permintaan jambu kristal itu sangat luar biasa, tidak terpengaruh adanya pandemi. Harga juga stabil, hanya kadang ada permainan pasar atau tengkulak. Jadi petani kadang merasa khawatir,” kata Saring saat dihubungi, Sabtu siang (26/12).

Sejak warungnya gulung tikar, warga Desa Munggangsari ini lebih memilih fokus ke bisnis online jambu kristal. “Saya memilih jualan online karena tidak bersentuhan langsung dengan banyak orang, sehingga relatif aman,” lanjut Saring.

Tak hanya Saring, ada banyak warga Desa Munggangsari yang menggantungkan mata pencaharian dari jambu kristal. Bahkan Desa Munggangsari memelopori wisata petik jambu kristal.

Jambu kristal Munggangsari yang memiliki label Tanwidjie memang terkenal rasanya khas dan renyah. Sehingga banyak wisatawan yang terarik untuk memetik jambu langsung dari kebunnya.

Ketika semua obyek wisata di Kabupaten Purworejo ditutup saat Natal dan tahun baru 2021 (Nataru), wisata petik jambu kristal menjadi alternatif untuk mengisi liburan. “Wisata petik jambu kristal Tanwidjie masih boleh karena biasanya kelompok pengunjung tak lebih dari 10 orang. Ada banyak lokasi tanaman jambu kristal yamg bisa dipilih, jadi tidak akan berkerumun. Wisatawan dan pemandu petik jambu juga wajib bermasker,” kata Pujianto. (Nurul Retno M/Pt)

Lainnya

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × 4 =

Back to top button