
PURWOREJO, detakjateng-Ada tiga cara yang dilakukan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mempercepat vaksinasi. Pertama adalah dengan membuka sentra di sekolah (khusus pelajar), kemudian di lingkungan pesantren dan ketiga adalah dengan cara door to door.
Untuk Kabupaten Purworejo, BIN mengadakan vaksinasi dosis kedua, Kamis (25/11). “Hari ini kami melaksanakan vaksinasi lanjutan (dosis 2) dengan jumlah atau target 4.000 dosis Vaksin Sinovac diberikan di tiga sentra, yaitu di MTSN 1 Purworejo 1.000 dosis, Pondok Pesantren Nuril Anwar Maron 1.000 dosis dan 2.000 dosis lainnya di Kecamatan Kaligesing.
Tujuan kami adalah diharapkan dapat membentuk herd immunity,” kata Kabagop BINDa Jateng, Isworo Winahyo saat meninjau vaksinasi di Lapangan MTsN 1 Purworejo, Kamis (25/11).
Sedangkan di Kecamatan Kaligesing, para vaksinator BIN dibantu oleh Dinkes menyambangi satu persatu rumah warga (door to door. Ada empat desa yakni Desa Kaligono, Ngaran, Somongari dan Ngadirejo.
“Mengapa kami memilih Kabupaten Purworejo karrna, capaian vaksinasi di sini masih kurang dari 70%. Wilayah yang memang capaiannya di bawah itu, kami running agar di akhir tahun segera tercapai. Kemarin kami juga melaksanakan di Kabupaten Wonosobo 9.000 dosis dan di Kabupaten Temanggung 4.000 dosis,” lanjut Isworo didampingi Kepala Puskesmas Meranti, dr Aswita
Mengenai sasaran pelajar dan santri, ia menjelaskan bahwa, pihaknya mendukung agar segera terlaksananga Pendidikan Tatap Muka (PTM) atau sekolah luring yang nyaman, namun harus tetap dengan protokol kesehatan (prokes).
Sementara itu Wakasek Bidang Kesiswaan MTsN 1 Purworejo, Wahyu Tri Wijayanto menjelaskan bahwa, hati ini ada 400 muridnya yang ikut vaksin dosis 2. “Jumlah murid kami 884, hampir semua sudah divaksin kecuali yang memang belum lolos skrining kesehatan dan usianya belum 12 tahun. Yang belum vaksin tidak sampai 5%,” kata Wahyu saat mendampingi pejabat BINDa Jateng.
Saat ini pihak MTsN 1 telah menerapkan PTM dengan prokes ketat. Anak-anak bergiliran masuk, meja kursi dibuat berjarak dan petalatan cuci tangan diletakkan agar memudahkan siswa mencuci tangan mereka.
“Untuk bekal bawa sendiri-sendiri, anak-anak.dilarang jajan. Berangkat pun diantar jemout atau berangkat sendiri-sendiri. Yang kami larang adalah naik angkutan umum, karena rentan,” pungkas Wahyu. Nurul Retno M