
PURWOREJO, detakjateng – Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang terletak di perbukitan menoreh menyuguhkan berbagai jenis wisata menawan. Tagline Somongari Ngangeni yang diusung memang sepertinya akan membuat orang yang pernah berkunjung ke desa itu selalu rindu untuk kembali.
Paket wisata mulai dari sejarah, edukasi, kuliner, alam hingga budaya semua ada di desa kelahiran komposer lagu Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman itu. Termasuk juga festival budaya unik yakni Jolenan yang selalu mengundang banyak wisatawan lokal maupun luar daerah. Dengan banyaknya potensi wisata di Desa Somongari itu, Pemkab melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo bekerjasama dengan Forum Komunikasi (FK) Desa Wisata Purworejo melakukan Uji Paket Wisata ke Desa Somongari, Minggu (28/11/2021).
Rangkaian uji paket wisata di Somongari itu dimulai dari sejak pagi hingga sore yang diikuti oleh perwakilan Dinparbud Purworejo, FK Desa Wisata Purworejo dan beberapa pihak lainnya. Rangkaian pertama adalah mengunjungi wisata edukasi pembuatan gula semut Sari Kelapa Mandiri hasil UMKM setempat dan pengembangan pembibitan pohon manggis serta durian.
Setelah itu dilanjutkan dengan menengok homestay Dewi Sri yang bisa menampung puluhan orang, sekaligus juga menyuguhkan kuliner khas Desa Somongari. Kemudian perjalanan dimulai lagi dengan mengunjungi memorial house WR Soepratman dengan segudang sejarahnya dan langsung berlanjut melihat pertunjukan kesenian tradisional incling dari desa setempat.
“Uji paket wisata ini tujuannya adalah untuk self assessment bagi desa wisata yang ada di Kabupaten Purworejo. Jadi untuk menilai apakah desa wisata yang ada sudah siap menerima kunjungan wisata,” kata Kabid Pengembangan Kapasitas dan Promosi Pariwisata Dinparbud Purworejo, Endah Hanna Rosanti.
Menurut Endah, saat ini Kabupaten Purworejo sudah memasuki PPKM level 2. Jika tidak ada pengujian terhadap desa wisata, pihaknya khawatir nantinya ketika wisatawan datang desa wisata tersebut belum siap untuk menerima wisatawan karena dunia pariwisata sempat lama vakum akibat pandemi covid-19.
Lanjutnya, selain dengan tujuan pengujian, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan desa wisata. Promosi dimaksudkan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung dan tentunya turut memajukan desa wisata tersebut. Diharapkan dengan bangkitnya pariwisata di desa, ekonomi masyarakat juga akan meningkat setelah sekian lama dihantam pandemi covid-19.
“Jadi, kita juga bisa mempromosikan karena kita juga mengajak beberapa stakeholder seperti PWI, GenPI, HPI dan tim promosi dinas sendiri untuk mempromosikan tempat-tempat yang kita kunjungi. Untuk pengunjung wajib protokol kesehatan jangan sampai lengah,” ungkap Endah.
Sementara itu, Hari Purwanto, Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Somongari (Dewi Sri) sekaligus Ketua FK Desa Wisata Purworejo menjelaskan, selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan Desa Wisata yang ada di Purworejo. Promosi gencar dilakukan dengan media online maupun offline.
“Misalnya kalau online kita bisa dengan instagram, youtube dan yang lainnya, untuk offline kita jelas langsung ketemu atau direct selling dengan pelaku wisata,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakan Hari, Uji paket ini, dilakukan terhadap 5 desa wisata dari rencana awal 10 desa wisata. 5 desa wisata sisanya batal dilakukan uji paket karena keterbatasan waktu yang ada. Namun, pada tahun depan pihaknya sudah merencanakan tindak lanjut untuk desa wisata lain yang ada di Purworejo, karena saat ini di Purworejo tercatat ada 41 desa wisata.
“Di Desa Somongari ini sesi ketiga, awalnya akan 10 desa tapi karena sudah mau akhir tahun maka yang tercapai hanya 5 desa, pelaksanaan uji paket ini ada 1 desa yang menginap sedangkan 4 desa lain paket full day, mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore,” katanya.
Menurutnya masing-masing desa wisata di Purworejo memiliki karakteristik yang berbeda. Potensi tiap desa pun juga berbeda antara desa satu dengan yang lainnya. Desa yang dikunjungi dalam uji paket ini diantaranya adalah Desa Sukowuwuh, Kecamatan Bener, Desa Ketawang, Kecamatan Ngombol, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing dan Desa Kaliurip, Kecamatan Kemiri.
“Potensi wisata di Purworejo sangat unik dan masing-masing punya karakter, misalnya waktu pertama kali kita ke Sukowuwuh disana karakternya adalah menjadi sentra home industri seperti makanan khas dan kerajinan besek. Lalu di Ketawang ada jambu kristal dan wisata pantai, desa lain pasti juga memiliki karakter berbeda,” katanya.
Untuk Desa Somongari ini, lanjutnya, menjadi ikon di seluruh Indonesia karena menyimpan sejarah kelahiran WR Soepratman. Kirab budaya Jolenan juga selalu ditunggu oleh wisatawan yang dihelat setiap dua tahun sekali. Perjuangan pengembangan wisata di Somongari melalui Pokdarwis ini dikatakan telah dilakukan sejak tahun 2015 yang lalu.
“Kemudian ada wisata alam curug silangit dan puncak beji. Untuk yang pertama kita garap waktu itu adalah memorial house WR Soepratman yang merupakan pahlawan nasional dan asli Desa Somongari,” terangnya.
Selain itu, diungkapkan Hari, yang juga sedang serius digarap adalah wisata budaya festival Jolenan yang sudah mendapat sertifikat warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016.
“Ada juga agro wisata, kita punya sentra manggis dan durian unggulan di kaligesing, banyak juga wisatawan dari luar daerah datang saat musim panen durian. Kita juga ada wisata edukasi produksi UMKM lokal. Selain itu kita juga selalu bersinergi dengan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) untuk pengembangan UMKM disini, karena perkembangan antara wisata dan UMKM ini saling berkaitan,” tandasnya (MAY)