
REMBANG, detakjateng – Rencana pemindahan pasar induk Rembang Kota hingga saat ini masih memunculkan pro dan kontra khususnya antara pedagang dengan Pemkab setempat.
Satu sisi Pemkab mengklaim 60 persen pedagang setuju pasar dipindah ke lokasi sebelah barat yang sekarang untuk pasar kambing. Disisi lain pedagang ingin pasar dibangun tetapi di lokasi sekarang atau jika dipindah minta ke selatan sekitar kawasan Galonan di Desa Mondoteko atau Desa Ngotet.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menegaskan, saat ini progress DED sudah selesai. Proses menelan dana sekitar Rp 900 Juta. ”Dari hasil study kelayakan yang dilakukan tim dari Undip Semaramg, sebagian besar pedagang menginginkan pasar dipindah karena sudah tidak layak. Ini harus kita pertimbangkan,” jelasnya.
Pasar itu, lanjut Hafidz, tidak hanya untuk pedagang saja. Namun perlu mempertimbangkan pembeli. Untuk itu, menurutnya perlu ada perwakilan pembeli yang diajak berdiskusi juga.
Politikus PPP asal Pamotan ini menegaskan, alasan pemindahan pasar Rembang karena belum pernah dilakukan pembangunan dan sejumlah fasilitas sudah tidak berfungsi. Selain itu jumlah pedagang pasar saat ini dinilai melebihi daya tampung. Sehingga meluber ke jalan.
Sementara Pemkab Rembang memiliki asset tanah seluas sekitar dua hektare lebih. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk pasar baru nanti.
Rencana ini sudah dibahas sekitar tahun 2016 lalu. Pihaknya sudah bekerja sama dengan tim ahli dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang untuk pembahasan terkait tata kota.
Salah satu rekomendasi adalah pemindahan pasar. Kedua, lanjut Hafidz, setelah dikomunikasikan dan 60 persen pedagang setuju, 20 persen tidak tahu, sisanya tidak setuju. ”Ini hasil studi dari UNDIP 2016,” katanya.
Di samping itu, menurutnya pasar saat ini tidak ada tempat bongkar muat barang. Dan, apabila nanti pasar jadi digeser, para pedagang yang menempati tidak perlu lagi membayar dan pedagang langsung bisa menempati.
”Yang kios balik kios, yang los balik los. Ada peningkatan kelas. Yang sekarang ada dalam los dia bisa masuk ke kios. Yang asalnya lesehan dia masuk ke los,” jelasnya.
Rencana Pemkab tersebut juga mendapat dukungan dariKomisi V DPR RI yang beberapa waktu melakukan kunjungan ke pasar tersebut.
Terpisah Ketua Paguyuban pedagang pasar Rembang Muh Rifan saat di konfirmasi media ini Selasa (21/12/2021) menyatakan, ketika Undip melakukan study dirinya belum menjadi pengurus paguyuban. “Jadi saya tidak tahu hasil study tersebut,” ujar Rifan.
Namun saat pedagang melakukan audiensi ke DPRD Rembang tahun 2018, keinginan oedagang sudah di sampaikan. Yakni, jika pasar dipindah ke pasar kambing pedagang tidak setuju.
“Selain tetap berada ditengah pemukiman, akses jalan di sekitar pasar juga sempit, sehingga berpotensi menimbulkan masalah. Maka kami pedagang berharap jika dipindah sekalian ke kawasan sekitar Galonan,” pungkas Muh Rifan. (Daryono)