
PURBALINGGA, detakjateng – Anggota DPR RI Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si bertekad akan terus memperhatikan dan memperjuangkan pembangunan literasi hingga di tingkat desa. Masyarakat hingga tingkat desa harus dibiasakan membaca, agar memperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan hidupnya.
“Orang tua yang bijak, akan memajukan pendidikan anak-anaknya, dengan memberikan motivasi agar rajin membaca sejak kecil. Saya sendiri orang desa yang sudah dibiasakan membaca sejak kecil, karena orang tua saya guru SD yang memang berkecimpung di dunia pendidikan,” ujar Heru Sudjatmoko, anggota Komisi 2 DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan pada Safari Literasi dan Launching buku bersama duta baca Bahasa Indonesia Gol A gong, di Aula Handayani SMA Negeri 1 Bobotsari, Purbalingga, Senin (24/1/2022).

Kegiatan itu terselenggara atas kerjasama Perpustakaan Surya Cendekia SMAN 1 Bobotsari,Ikatan Pustakawan Indonesia Kabupaten Purbalingga, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Purbalingga, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga dan penerbit SIP Publishing.
Dalam kesempatan itu, diluncurkan dua buku antologi cerpen, yakni Akbar dan Harta Karun, sebagian besar karya para guru SMP yang tergabung dalam MGMP SMP Kabupaten Purbalingga.
Menanggapi keluhan dari Roro Hendarti, pengelola Limbah Pustaka Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga tentang penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) yang kurang memperhatikan pengadaan buku-buku di perpustakan desa, Heru Sudjatmoko akan mengajak duduk bersama pegiat literasi dan Ikatan Pustakawan Indonesia Kabupaten Purbalingga, dan Bupati Purbalingga, agar memberi porsi anggaran cukup untuk kegiatan literasi hingga di tingkat desa.
“Sebenarnya, dalam Alokasi Dana Desa (ADD), ada anggaran untuk pembelian buku-buku untuk perpustakaan desa. Namun prakteknya, pihak desa kurang memperhatikan hal itu, dan lebih memilih untuk pembangunan fisik, misalnya perbaikan jalan,” keluh Roro Hendarti.
Jangan Putus Asa
Sementara itu, Gol A Gong –nama pena dari Heri Hendrayana Harris– memotivasi para peserta yang hadir pada kegiatan itu untuk jangan putus asa, jika dikritik.
“Terima saja jika ada yang mengkritik tulisan kita.Biarkan jika ada yang sirik. Jangan kita berhenti menulis, setelah ada kritik maupun ada yang sirik. Tetaplah menulis, menulis dan menulis. Mencoba,mencoba dan terus mencoba. Dan dalam berkarya, kuantitas serta kualitas harus seiring sejalan,” jelas Gol A Gong, yang kini sudah menulis 126 buku karya sastra, diantaranya Balada si Roy, Labirin Lazuardi, dan Pada-Mu aku bersimpuh ini.
Gol A Gong, sastrawan Indonesia kelahiran Purwakarta, 15 Agustus 1963 ini juga mengapresiasi dua buku kumpulan cerpen karya MGMP SMP Kabupaten Purbalingga yang baru saja diluncurkan. “Semoga kelak akan diluncurkan buku-buku baru lagi. Dan saya tekankan, membaca itu sehat, menulis itu hebat,” tegas Gol A Gong. (*)