
BANYUMAS,detakjateng.co.id Pertumbuhan pondok pesantren Muhammadiyah di Provinsi Jawa Tengah terbilang paling pesat dibanding wilayah lain di Indonesia.
Secara kuantitas JawaTengah menjadi provinsi pertumbuhan pondok pesantren terbanyak di Indonesia. Di Rakernas LP2M PP Muhammadiyah mendapatkan penghargaan.
Hal tersebut dikemukakan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Dr KH M Tafsir , usai peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Muhammadiyah Ar Roudhoh Wangon Banyumas Senin 1 Mei 2023.
Menurut Tafsir, di Jawa Tengah kini sudah ada 160 dari 400 pondok pesantren Muhammadiyah di Indonesia.
Dari 160 pondok pesantren tersebut, sejumlah pondok pesantren Muhammadiyah terbilang sudah cukup besar dan berkembang antara lain di wilayah Tegal, Kudus, Cilongok, Temanggung. Ia berharap ke depan kuantitas ini diiringi dengan peningkatan kualitas pesantren Muhammadiyah.
Kini pekerjaan rumah Muhammadiyah antara lain berproses membangunan pondok pesantren Muadalah di mana fokus untuk penguasaan ilmu ‘alat, nahwu shorof untuk penguasaan kitab kuning.
“Bagaimana kita membangun pondok khusus muadalah sesuai dengan kriteria Dirjen Pondok Pesantren Kemenag. Karena kriteria yang sekarang beda yang kita miliki sekarang. Kalau muadalah murni kitab kuning berijasah. Ini yang belum dimiliki Muhammadiyah,” katanya.
Dijelaskan Tafsir sekarang ini pola pesantren di Muhammadiyah adalah sekolah yang diasramakan. Penekanannya juga kepada tahfidz atau hafalan Al Quran, sedangkan untuk ilmu ‘alat masih jarang.
“Kita masih jarang yang ilmu ‘alat. Ke depannya kita butuh penguasaan ilmu ngalat. Bagaimana ulama kita mbaca kitab kuning kalau kita tak bisa ilmu ‘alat.
Sementara ini yang lagi uforia adalah tahfidz. Mudah-mudahan di Wangon ini akan mengembangkan ilmu ‘alat nahwu shorof,” tandasnya.
Ketua panitia pembangunan pesantren Ar Roudhoh Wangon, Muhdiono berharap agar harapan dari Ketua PW Muhammadiyah ini bisa teralisasi di Desa Jambu Kecamatan Wangon.
Pihaknya juga berharap agar pembangunan pesantren ini bisa segera diselesaikan sehingga tahun depan sudah bisa mendidik para santri (nan)