BANYUMAS, detakjateng.co.id – Kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) periode 2022 – 2027 sedikit berbeda dengan periode sebelumnya. Kali ini sejumlah politisi ikut mewarnai ormas berlambang matahari tersebut.
Ketua PDM Banyumas M. Djohar mengatakan, sejumlah politisi dari partai dan beberapa diantaranya masih aktif sebagai anggota DPRD masuk dalam kepengurusan tersebut.
” Mereka merupakan politisi yang peduli terhadap perkembangan Muhammadiyah. Ini merupakan keberuntungan bagi Muhammadiyah,” ujar M Djohar saat memberikan sambutan dalam acara Pengukuhan dan Ideopolitor Unsur Majelis dan Lembaga di Aula AK Anshori Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Kamis, (1/6/2023).
“Hari ini semua pengurus dari 21 majelis dan lembaga yaitu 12 majelis 9 lembaga ada 293 orang ditambah 13 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas,” katanya.
Djohar mengatakan Muhammadiyah Banyumas ini akan digerakkan oleh tokoh-tokoh yang luar biasa sebanyak 306 tokoh Muhammadiyah.
Tampak hadir dan dikukuhkan sebagai pengurus PDM Banyumas politisi dari Partai Demokrat, PDIP, Nasdem, PAN, PKS, Gerindra dan Partai Umat.
“Ini merupakan pertanda optimisme Muhammadiyah Banyumas di periode Muktamar 2022-2027. Setelah kegiatan pengukuhan ini maka sudah resmi menjadi pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas. Tanggung jawab yang besar untuk mengembangkan persyarikatan khususnya di Kabupaten Banyumas,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, di tanggal 11 Juni PDM Banyumas akan mengadakan Raker untuk menyusun program kerja di Gedung PDM di komplek dr Angka.
“Mari bersama-sama kita getarkan Kabupaten Banyumas dengan persyarikatan Muhammadiyah melalui gerakan-gerakan melalui kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan,” pungkasnya.
Sementara seorang politisi Partai Ummat, Imron Witikno menuturkan, menjadi pengurus di Muhammadiyah memang sudah lama. ” Kebetulan saja, sekarang saya merupakan anggota Partai Ummat. Semoga,teman – teman yang lain juga bisa bersinergi dalam rangka menjadikan Muhammadiyah terus dalam berkemajuan serta ikut serta membangun bangsa,” ujar Imron (nan).
